
Dunia Batak Lintas Sejarah dan Silang Budaya
Perpustakaan Nasional RI bekerja sama menggunakan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), yaitu assosiasi profesi yang berkecimpung pada Bidang Pernaskahan Nusantara & Pemkab Humbahas menggelar Festival Naskah Nusantara V (FNN V) pada Humbahas selama lima hari, yakni 19-23 Agustus bertempat pada Geosite Sipinsur, & Museum TB Silalahi Center.
Acara dibuka menyanyikan Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor menggunakan pemukulan tagading beserta menggunakan pihak kementrian dan narasumber pada Sipincur, Desa Pearung, Kecamatan Paranginan, Senin (19/8/2019).
FNN V diikuti oleh ketua Perpustakaan Nasional RI yang diwakili oleh Ofi Sofiana, Deputi pengembangan bahan Pustaka & Jasa Informasi. Kepala Pusat Jasa Perpustakaan & Informasi Teguh Purwanto MSi, Wakil Bupati Samosir Juang Sinaga.
Sementara narasumber pada aktivitas itu antara lain, Prof Dr Uli Kozok berdasarkan Universitas Honolulu, Prof Dr Robert Sibarani berdasarkan USU, Roberta berdasarkan Italia. Ketua warga pernaskahan Nusantara Dr Munawar Holil M Hum.
Dalam krisisnya, Dosmar menyampaikan, tema yang diusung dalam FNN V yaitu Batak global lintas sejarah & silang budaya, adalah tonggak sejarah baru untuk pengembangan naskah Batak.
“Khususnya bagi suku pesta adat batak toba. Ini sangat luar biasa. Naskah antik yang tertulis dalam kitab laklak dan falsafah Dalihan Natolu adalah pujian suku Batak & nir seluruh suku bangsa mempunyai naskah tertulis yang sebagai karakteristik kemajuan peradaban,” katanya.
Ofi Sofiana, Deputi Pengembangan Bahan Pustaka & Jasa Informasi menyampaikan, naskah nusantara merupakan dokumen tertulis yang sebagai khazanah karya budaya bangsa Indonesia bahkan nir seluruh bangsa mempunyai peninggalan tertulis yang sebagai karakteristik kemajuan peradaban.
Sepanjang bepergian sejarah bangsa, naskah-naskah nusantara telah sebagai asal pandangan baru para pendiri bangsa ini.
“Para founding father mencoba menggali jati diri kebangsaan melalui sejarah masa lalu. Pancasila sendiri disusun dari mufakat yang dilandasi sang asal pengetahuan spesial Indonesia, & slogan negara Bhineka Tunggal Ika mampu tergali berkat pembacaan yang cermat terhadap naskah jawa antik yang berjudul Sutasoma,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, naskah nusantara bukan hanya mengandung kisah sastra, namun melingkupi seluruh bidang kehidupan keagamaan, filsafat, etika, ilmu pengetahuan, teknologi, astronomi, kemaritiman, hukum, diplomasi sampai ekonomi.
“Hanya saja, naskah-naskah itu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, sang para filolog. Dan pengkajian naskah diperlukan bersifat interdisipliner yang melibatkan beberapa pakar & stakeholder sebagai akibatnya output penelitian bisa bermanfaat dan mengikuti kemajuan jaman,” tukasnya.
Teguh Purwanto, Kepala Layanan Koleksi Khusus Perpustakaan Nasional RI menyampaikan ketika pihaknya mempunyai 8 aksara nasional antara lain aksara Batak, Bugis, Lampung, Sunda, Jawa, Bali, Lombok & Arab.
“Peran perpustakaan nasional merupakan penyelamatan naskah antik pada Indonesia. Disamping itu, perawatan yang merawat setiap naskah yang terdapat dan mendayagunakan naskah nusantara menggunakan mengalihaksarakan dan melakukan kajian buat setiap naskah. Saat ini, naskah tertua pada perpustakaan nasional merupakan Arjuna Wiwaha, ”tuturnya